Sajak Anak Rantau


Jauh dari orang tua adalah hal yang sangat sulit dilakukan,

namun jika hanya hidup didesa dengan kemampuan yang seaadanya akan susah dikemudian harinya,

maka jalan satu-satunya yang kutempuh adalah meninggalkan orang tua lalu pergi merantau ke kota.

Di kota aku mulai mencari kerja dengan kemampuan yang kupunya,

menjadi buruh pabrik adalah salah satunya,

bekerja dari pagi hingga malam, dari malam hingga pagi adalah rutinitas yang kulakukan sehai-hari.

Dari situ aku mulai bisa mengirimkan uang kepada orangtuaku setiap bulannya.

Namun, jika rasa lelah menghampiri, semangat bekerjapun akan terhenti.

Namun jika mengingat keadaan orangtua, semua akan kulakukan meskipun dengan terpaksa,

namun akan aku paksa agar mulai terbiasa.

Perasaan iri terhadap hidup orang lain yang terlihat enak pun sering menerpa,

walaupun belum tentu kenyataannya sesuai dengan pandangan kita.

hidup sederhana adalah pilihan utama demi tercapainya tujuan mulia.

jika kebanyakan orang kuliah untuk bekerja, itu tidak berlaku untuk para perantau seperti kita

namun bekerja untuk kuliah adalah jawaban yang sebenarnya

berharap akan ada jalan yang lebih mudah nantinya

bekerja dari pagi hingga malam, lalu melanjutkan kuliah hingga larut malam

terkadang kesehatan tak kami hiraukan, hingga akhirnya jatuh sebelum tercapainya tujuan

namun kita tetap tidak menyerah hanya karena permasalahan yang tak terlalu parah

semangat teman-teman seperjuangan yang selalu menguatkan

mengeluh sesekali itu pasti, tapi itu bukan alasan untuk menyerah dengan pasrah.

tinggal di tanah rantau tak bisa seenak udel sendiri, jangan lalai dengan tujuan utama sebelum datang kesini

Terkadang aku berfikir, kapan aku bisa menikmati indahnya dunia tanpa beban setiap harinya,

namun aku sadar bahwa manusia diwajibkan untuk melalui semua ujian dari-Nya,

jika kita mampu maka akan semakin tinggi derajat kita di hadapan-Nya, bukan dihadapan tetangga.

menjadi anak rantau bukanlah pilihanku, keadaanlah yang memaksaku,

namun bukankah sebelum berlari kita juga dipaksa untuk merangkak, berjalan, bahkan sesekali terjatuh?

begitu pula dengan kehidupan, terkadang untuk menuju sebuah kesuksesan kita juga harus dipaksa untuk kerja keras dengan penuh keikhlasan,

mengorbankan ego, bahkan mengorbankan cita-cita dan menguburnya dalam-dalam hingga melupakannya perlahan-lahan

namun Tuhan itu adil, rencana yang kita persiapkan mungkin baik menurut kita,

tetapi bisa saja itu adalah boomerang dalam kehidupan kita

sudahlah nikmati saja apa yang Tuhan berikan, bersyukur adalah hal yang mampu melegakan kehidupan

masih banyak yang menginginkan kehidupan seperti yang kita rasakan

jalan menuju sukses berbeda-beda,

hanya usaha dan doa yang mampu mewujudkannya.

merantau atau tidak bukanlah alasan yang menghalangi kita untuk sukses dikemudian hari.

semangat untuk para tulang punggung keluarga

tenang…Tuhan tak pernah tutup mata untuk melihat umatnya

siapa yang bekerja keras dengan ikhlas maka Tuhan tidak akan segan untuk membalas

0 Response to "Sajak Anak Rantau"

Post a Comment

1) KOMENTAR ANDA HARUS MENGGUNAKAN KALIMAT YANG SOPAN DAN BAIK
2) APABILA ANDA MASIH BELUM MENGERTI MAKSUD DARI ARTIKEL BLOG INI, ANDA BOLEH BERTANYA KEPADA KAMI DI KOLOM KOMENTAR.
3) DILARANG MINTA FOLLOW SEBELUM ANDA FOLLOW BLOG INI.

TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG :)